Banjarbaru – News FHH,
Dalam langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadirkan inovasi dalam metode pembelajaran, Pemerintah Kota Banjarbaru, melalui Dinas Pendidikan, resmi meluncurkan program TV Pembelajaran. Program ini menjadi terobosan baru di Kalimantan Selatan dan direncanakan diterapkan di seluruh sekolah pada tahun 2025.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo, S.STP., MM., menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi visual agar materi pelajaran dapat disampaikan secara lebih efektif dan menarik bagi siswa.
“Kami ingin mengintegrasikan pembelajaran berbasis video visual. Dengan ini, siswa tak hanya belajar melalui pendengaran tetapi juga memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dengan cara visual yang menarik,” kata Dedy saat ditemui di kantornya pada Kamis (31/10/24).
Program TV Pembelajaran ini terutama ditargetkan untuk mendukung sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum Cambridge Assessment International Education (CAIE).
Kurikulum Cambridge mencakup mata pelajaran utama seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan Sains, serta mata pelajaran lain berdasarkan Kurikulum Nasional Inggris seperti Seni, Geografi, Sejarah, TIK (Komputer), Musik, Pendidikan Jasmani, dan Pendidikan Pribadi dan Sosial.
“Dengan adanya TV Pembelajaran, siswa diharapkan lebih mudah memahami berbagai materi ini secara visual, terutama dalam mata pelajaran berbasis bahasa,” tambah Dedy.
Dedy menambahkan bahwa sebagian besar guru di Banjarbaru telah beradaptasi dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Namun, dukungan perangkat seperti TV Pembelajaran sangat diperlukan untuk memaksimalkan efektivitas metode ini.
“Kami akan memasukkan media TV Pembelajaran untuk SD dan SMP, sehingga seluruh siswa dapat merasakan manfaatnya,” jelasnya.
Pada tahun 2024, Dinas Pendidikan Banjarbaru telah menginstruksikan sekolah-sekolah untuk memanfaatkan Dana BOS dalam pengadaan TV Pembelajaran, terutama bagi yang menerapkan kurikulum Cambridge.
“Kami mendorong sekolah untuk segera melakukan pembelian. Media visual ini, terutama untuk pembelajaran bahasa Inggris, akan sangat membantu siswa,” lanjut Dedy.
Meski begitu, tantangan anggaran menjadi hambatan bagi beberapa sekolah.
“Bagi sekolah yang Dana BOS-nya terbatas, mereka hanya mampu membeli satu unit TV Pembelajaran. Oleh karena itu, kami berencana memberikan dukungan penuh pada tahun 2025 agar setiap kelas bisa memiliki TV Pembelajaran,” ujarnya.
Hingga saat ini, sebanyak 50 sekolah di Banjarbaru sudah menggunakan metode pembelajaran video visual sebagai bagian dari program Sekolah Berbasis Bahasa Inggris (SBI).
Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru juga menegaskan bahwa penggunaan Dana BOS untuk pembelian TV Pembelajaran merupakan bagian penting dalam penerapan metode Cambridge agar lebih optimal.
Para guru di Banjarbaru juga terus meningkatkan keterampilan menggunakan teknologi dalam pengajaran, termasuk platform digital seperti Google.
“Kami mendorong guru-guru kami untuk mengembangkan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi agar pembelajaran semakin efektif,” kata Dedy.
Indikator keberhasilan program ini diukur melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) serta survei pendidikan lainnya. Tahun lalu, Banjarbaru mencatatkan prestasi tertinggi di Kalimantan Selatan, dan dengan adanya program TV Pembelajaran ini, Dinas Pendidikan berharap kualitas pendidikan di Banjarbaru dapat terus meningkat.
“Kami ingin mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan adanya TV Pembelajaran, kami berharap siswa bisa belajar dengan lebih baik, dan para guru memiliki sarana yang membantu dalam mengajar dengan metode yang inovatif,” tutup Dedy.
Dengan program TV Pembelajaran ini, Pemerintah Kota Banjarbaru berupaya menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan mendukung kreativitas siswa, menjadikan Banjarbaru sebagai pelopor inovasi pendidikan di Kalimantan Selatan.
yus